Ketika mimpimu yang begitu indah
Tak pernah terwujud ya sudahlah
Saat kau berlari mengejar anganmu
Dan tak pernah sampai ya sudahlah
Apapun yang terjadi
Ku ‘kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
Cause everythings gonna be okay
Satu dari sekian kemungkinan
Kau jatuh tanpa ada harapan
Saat itu raga kupersembahkan
Bersama jiwa cita-cita dan harapan
Kita sambung satu persatu sebab akibat
Tapi tenanglah mata hati kita kan lihat
Menuntun ke arah mata angin bahagia
Kau dan aku tahu jalan selalu ada
Juga ku tahu lagi problema kan terus menerjang
Bagai deras ombak yang menabrak karang
Namun ku tahu ku tahu kau mampu tuk tetap tenang
Hadapi bersamaku hingga akhir datang
Saat kau berharap keramahan cinta
Tak pernah kau dapat ya sudahlah yeah
Dengar ku bernyanyi lalalalala heyeyeyeyeyayaya
Dedum dedudedadedudidam semua ini belum beakhir
Apapun yang terjadi
Ku ‘kan slalu ada untukmu
Janganlah kau bersedih
Cause everythings gonna be okay
Satu ‘kan langkah langkah yang beriring
Genggam hati rangkul emosi
Genggamlah hatiku satukan langkah kita
Sama rasa tanpa pamrih
Ini cinta across the sea
Peluklah diriku terbang bersamaku
Melayang jauhh.. woo..woo.. yeeahhh.. (come fly with me, baby)
Ini aku dari ujung rambut menyusur jemari
Sosok ini yang menerima kelemahan hati
Yea.. aku cinta kau.. ini cinta kita
Cukup satu waktu yes untuk satu cinta
Satu cinta ini akan tuntun jalanku
Rapatkan jiwamu yo tenang disisiku
Rebahkan rasamu untuk yang ditunggu
Bahagia hingga ujung waktu
Selasa, 19 Februari 2013
Soneta XVII—Pablo Neruda
aku tak mencintaimu seolah-olah kau adalah
serbuk mawar, atau batu topaz,
atau panah anyelir yang menyalakan api.
aku mencintaimu seperti sesuatu dalam kegelapan
yang harus dicintai, secara rahasia,
di antara bayangan dan jiwa
aku mencintaimu seperti tumbuhan
yang tak pernah mekar
tetapi membawa dalam dirinya sendiri cahaya
dari bunga-bunga yang tersembunyi;
terimakasih untuk cintamu, suatu wewangian padat,
bermunculan dari dalam tanah,
hidup secara gelap di dalam tubuhku
aku mencintaimu tanpa tahu
mengapa, atau kapan, atau dari mana
aku mencintaimu lurus,
tanpa macam-macam, tanpa kebanggaan;
demikianlah aku mencintaimu
karena aku tak tahu cara lainnya
beginilah: dimana aku tiada, juga kau,
begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku
adalah tanganku,
begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam
aku pun jatuh tertidur
serbuk mawar, atau batu topaz,
atau panah anyelir yang menyalakan api.
aku mencintaimu seperti sesuatu dalam kegelapan
yang harus dicintai, secara rahasia,
di antara bayangan dan jiwa
aku mencintaimu seperti tumbuhan
yang tak pernah mekar
tetapi membawa dalam dirinya sendiri cahaya
dari bunga-bunga yang tersembunyi;
terimakasih untuk cintamu, suatu wewangian padat,
bermunculan dari dalam tanah,
hidup secara gelap di dalam tubuhku
aku mencintaimu tanpa tahu
mengapa, atau kapan, atau dari mana
aku mencintaimu lurus,
tanpa macam-macam, tanpa kebanggaan;
demikianlah aku mencintaimu
karena aku tak tahu cara lainnya
beginilah: dimana aku tiada, juga kau,
begitu dekat sehingga tanganmu di dadaku
adalah tanganku,
begitu dekat sehingga ketika matamu terpejam
aku pun jatuh tertidur
Categories
Favorites
Sabtu, 16 Februari 2013
Sabtu, 02 Februari 2013
Tak Sempurna
Cover Novel "Tak Sempurna"
Kami hidup di dunia yang tak sempurna. Saat pagi
memaksa kami pergi
sekolah untuk bekerja keras demi
masa depan yang tak jelas. Guru-guru
bagai diktator yang
meneror kami agar menanam pohon masa depan yang
seragam—disiram hapalan dan dipupuki serangkaian ujian
yang membuat kami
ketakutan.
Kamilah anak-anak sampah, seperti kata Tuan dan Puan
Kamilah anak-anak sampah, seperti kata Tuan dan Puan
pemerhati pendidikan, tak punya masa depan! Maka kami
ledakkan
amarah dan kesedihan kami di jalanan, jadi
tawuran atau perkelahian.
Kami pecahkan jerawat batu
pubertas kami dengan adegan-adegan telanjang
di depan
kamera atau di tempat-tempat gelap yang rahasia. Kami
rayakan
kesedihan kami dengan narkoba.
Tapi di mana para orangtua saat kami rindu kasih sayang
Tapi di mana para orangtua saat kami rindu kasih sayang
mereka? Kenapa mereka selalu sibuk? Di mana
pemerintah, penegak hukum dan pemuka agama? Kenapa
pelajaran moral tak
pernah sungguh-sungguh kami
dapatkan dari lingkungan yang nyata? Di bahu
siapa
kami bisa menangis? Di dada siapa kami bisa menemukan
rasa bangga
dan percaya?
Demi kebahagiaan dan waktu bermain kami, kami yang direnggut,
Demi kebahagiaan dan waktu bermain kami, kami yang direnggut,
direbut, diringkas dan diringkus, kami menyatakan perang
pada segala bentuk perampokan dan pengkhianatan
terhadap hak-hak
kami—baik sebagai anak-anak
maupun sebagai manusia.
SOS. Save Our Soul!
SOS. Save Our Soul!
Langganan:
Komentar (Atom)
