Cover Novel "Tak Sempurna"
Kami hidup di dunia yang tak sempurna. Saat pagi
memaksa kami pergi
sekolah untuk bekerja keras demi
masa depan yang tak jelas. Guru-guru
bagai diktator yang
meneror kami agar menanam pohon masa depan yang
seragam—disiram hapalan dan dipupuki serangkaian ujian
yang membuat kami
ketakutan.
Kamilah anak-anak sampah, seperti kata Tuan dan Puan
Kamilah anak-anak sampah, seperti kata Tuan dan Puan
pemerhati pendidikan, tak punya masa depan! Maka kami
ledakkan
amarah dan kesedihan kami di jalanan, jadi
tawuran atau perkelahian.
Kami pecahkan jerawat batu
pubertas kami dengan adegan-adegan telanjang
di depan
kamera atau di tempat-tempat gelap yang rahasia. Kami
rayakan
kesedihan kami dengan narkoba.
Tapi di mana para orangtua saat kami rindu kasih sayang
Tapi di mana para orangtua saat kami rindu kasih sayang
mereka? Kenapa mereka selalu sibuk? Di mana
pemerintah, penegak hukum dan pemuka agama? Kenapa
pelajaran moral tak
pernah sungguh-sungguh kami
dapatkan dari lingkungan yang nyata? Di bahu
siapa
kami bisa menangis? Di dada siapa kami bisa menemukan
rasa bangga
dan percaya?
Demi kebahagiaan dan waktu bermain kami, kami yang direnggut,
Demi kebahagiaan dan waktu bermain kami, kami yang direnggut,
direbut, diringkas dan diringkus, kami menyatakan perang
pada segala bentuk perampokan dan pengkhianatan
terhadap hak-hak
kami—baik sebagai anak-anak
maupun sebagai manusia.
SOS. Save Our Soul!
SOS. Save Our Soul!

0 komentar:
Posting Komentar